Site icon Gilang Irwan

Revolusi Industri: 1.0 Era Uap 4.0 Digital Hingga 5.0

Revolusi industri adalah perubahan proses produksi atau jasa menjadi lebih mudah, lebih cepat, dan lebih murah. Jauh sebelum terjadi revolusi industri terjadi, manusia memproduksi barang atau jasa dengan mengandalkan tenaga otot, tenaga air, dan tenaga angin. Revolusi Industri 1.0 pertama bermula pada saat mesin uap ditemukan. Saat ini kita telah merasakan revolusi sampai 4.0 yang merupakan era teknologi digital hingga industri 5.0 era society.

Revolusi industri adalah kondisi yang akan mempengaruhi banyak aspek kehidupan oleh perubahan global. Revolusi ini menyebabkan terjadinya perkembangan besar-besaran yang terjadi pada semua aspek kehidupan manusia. Singkatnya, revolusi industri adalah masa pekerjaan manusia di berbagai bidang mulai tergantikan oleh mesin. Revolusi industri bermula dari Britania Raya dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa BaratAmerika UtaraJepang, dan menyebar ke seluruh dunia.

Revolusi Industri 1.0 – 5.0

Pada perkembangannya revolusi industri telah membuat roses produksi atau jasa yang awalnya sulit, butuh waktu dan proses yang lama, butuh biaya atau modal yang mahal untuk menjadi lebih mudah, lebih cepat, dan lebih murah dalam prosesnya. Jauh sebelunm terjadi Revolusi Industri terjadi, manusia memproduksi barang atau jasa dengan mengandalkan tenaga otot, tenaga air, dan tenaga angin.

Hal ini sangat memiliki kendala yang sangat besar, karena stenaga – tenaga tersebut sangat terbatas oleh jumlah dan usia. Berikut simak evolusi revolusi industri dari 1.0 Era Mesin Uap, 2.0 Era Tenaga Listrik, 3.0 Era Komputer, 4.0 Era Digital, dan 5.0 Era Society.

1.0 Mesin Uap

Salah satu momen penentu pada revolusi 1.0 adalah pada tahun 1776 yaitu dengan ditemukannya mesin uap oleh James Watt. Mesin uap yang ditemukan oleh James Watt itu memiliki efesiensi yang jauh lebih murah dari mesin uap sebelumnya. Mesin uap ini menggunakan energi dari kayu dan batu bara. Sebagai bukti efisensinya, mesin uap tersebut mampu menggerakan kapal – kapal selama 24 jam penuh.

Sejak ditemukan mesin uap negara – negara imperialis di Eropa mulai melakukan ekspansi atau penjajahan di kerajaan-kerajaan Afrika dan Asia. Selain dampak penjajahan, dampak lain mulai terjadi pencemaran lingkungan dari akibat penggunaan mesin-mesin uap tersebut sebagai alat penghasil berbagai produk.

2.0 Tenaga Listrik

Revolusi industri 2.0 terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan penemuan listrik oleh Thomas Alfa Edison. Penemuan ini membuat tenaga otot dan mesin uap sudah tergantikan oleh tenaga listrik. Edison mendirikan perusahaan Edison Iluminating yang kemudian ganti menjadi General Electric Corporation. Perusahaan tersebut mendistribusikan listrik untuk kebutuhan harian menyinari seluruh kota.

Walaupun begitu, masih ada beberapa kendala yang menghambat proses produksi di pabrik, yaitu masalah transportasi proses distribusi. Untuk mengatasi kendala tersebut maka ditemukan mobil dan mulai diproduksi secara massal pada akhir tahun 1800-an. Akan tetapi produksi mobil secara massal ini membutuhkan proses yang lama dalam penyelesaiannya karena proses perakitannya membutuhkan banyak orang.

Pada tahun 1913 ditemukan sebuah invosai bernama ban berjalan conveyor belt pada 1913. Temuan ini membuat proses produksi berubah total karena untuk menyelesaikan sebuah produk. Setiap orang akan menjadi spesialis yang mengurus satu bagian saja. Para perakit tersebut juga menggunakan bantuan alat-alat yang menggunakan tenaga listrik, sehingga pekerjaan tersebut jauh lebih mudah dan cepat.

3.0 Komputer

Pada masa revolusi industri 2.0 manusia masih memiliki peran yang sangat vital dalam proses produksi berbagai macam jenis barang. Akan tetapi, pada revolusi industri 3.0, manusia tidak lagi memegang peranan penting dalam proses produksi. Hal ini terjadi karena peran manusia dalam proses produksi sudah berganti menggunakan bantuan robot, yang mana robot tersebut beroperasi dengan bantuan komputer.

Salah satu komputer pertama digunakan perang dunia II yaitu mesin komputer Colossus. Mesin ini mampu memecahkan kode buatan Nazi Jerman sehingga membuat negara tersebut kalah pada PD II. Komputer raksasa tersebut tidak memiliki RAM sehingga tidak bisa menerima program perintah dari manusia melalui keyboard. Komputer tersebut hanya mampu menerima perintah melalui pita kertas dengan daya listrik sangat besar, yaitu 8.500 watt.

Kemajuan teknologi komputer pun berkembang sangat pesat setelah selesainya perang dunia II. Penemuan integrated chip (IC) membuat ukuran komputer pintar dan semakin kecil sehingga energi listrik yang dbutuhkan juga semakin kecil. Mengecilnya ukuran membuat komputer bisa terpasang di mesin-mesin yang mengoperasikan lini produksi. Keberadaan komputer ini telah mengganti peran manusia baik sebagai operator maupun sebagai pengendali produksi industri.

4.0 Era Teknologi Digital

Revolusi Industri 4.0 adalah transformasi komprehensif dari keseluruhan aspek produksi di industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri konvensional menurut Angela Merkel (2014). sedangkan menurut Schlechtendahl dkk (2015) revolusi industri 4.0 menekankan definisi kepada unsur kecepatan dari ketersediaan informasi, yaitu sebuah lingkungan industri di mana seluruh entitasnya selalu terhubung dan mampu berbagi informasi satu dengan yang lain.

Industri 4.0 adalah trend di dunia industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi siber. Jerman merupakan negara pencetus adanya Industri 4.0 dengan strategi menggunakan teknologi canggih pemerintah yang mengutamakan komputerisasi pabrik. Pada Revolusi Industri ini, tenaga manufaktur sudah enjadi tren otomasi dan pertukaran data meliputi sistem ciber-fisik, cognitive computing dan lain – lain.

5.0 Era Society

Konsep revolusi industri 4.0 menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dalam penerapannya. Bersumber dari Cao.go.jp, Society 5.0 adalah revolusi industri yang dirumuskan oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada bulan Maret 2017 di pameran CeBIT, Hannover, Jerman. Gebrakan ini untuk menangani masalah ketersediaan tenaga kerja yang terjadi di Jepang.

Jika Revolusi industry 4.0 menggunakan AI, dan kecerdasan buatan yang merupakan komponen utama. Sedangkan Society 5.0 menggunakan teknologi modern namun mengandalkan manusia sebagai komponen utama. Society 5.0 ini dapat menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi canggih dapat mengurangi adanya kesenjangan antara manusia dengan masalah ekonomi ke depannya.

Build Your Brand

Revolusi Industri: 1.0 Era Uap, 4.0 Digital, Hingga 5.0

Gilang Irwan

Exit mobile version