Sejarah Adidas: Pelopor Kerjasama Dengan Pelaku Musik HipHop
Adidas AG adalah perusahaan multinasional yang memproduksi perkelengkapan olahraga, berasal dari negara Jerman dan berkantor pusat di Herzogenaurach, Jerman. Sejarah Adidas terkait erat dengan dunia olahraga dan gaya hidup, dan telah menjadi favorit di kalangan atlet, selebriti, dan masyarakat luas. Adidas didirikan oleh Adolf “Adi” Dassler, adik kandung dari Rudolf Dassler yang merupakan pendiri brand Puma.
Sejarah Perusahaan
Adidas AG didirikan oleh Adolf “Adi” Dassler yang membuat sepatu di ruang cuci atau ruang cuci ibunya di Herzogenaurach, Jerman setelah Perang Dunia I. Pada Juli 1924, kakak laki-lakinya, Rudolf bergabung dengan bisnis tersebut yang kemudian lahirlah “Dassler Brothers Pabrik Sepatu “(Gebrüder Dassler Schuhfabrik). Dassler membantu dalam pengembangan sepatu lari berpaku (spike) untuk beberapa pertandingan atletik.
Kedua Dassler bersaudara bergabung dengan NSDAP pada Mei 1933 dan menjadi anggota Korps Motor Sosialis Nasional. Selama perang dunia kedua (1939-1945), perusahaan itu menjalankan pabrik sepatu olahraga terakhir di negara itu dan memasok sepatu ke Wehrmacht. Namun pada tahun 1943, produksi sepatu dipaksa berhenti beroperasi dan fasilitas serta tenaga kerja perusahaan digunakan untuk membuat senjata anti-tank.
Pabrik Dassler, yang digunakan untuk produksi senjata anti-tank selama Perang Dunia Kedua, hampir dihancurkan pada tahun 1945 oleh pasukan AS. Akan istri Adolf Dassler berhasil meyakinkan GI bahwa perusahaannya hanya tertarik pada pembuatan sepatu olahraga. Pasukan pendudukan Amerika kemudian menjadi pembeli utama sepatu Dassler bersaudara.
Namun hubungan kedua bersaudara itu pun memburuk, Rudolf menganggap bahwa adiknya Adolf telah melaporkannya sebagai mata-mata, membuat Rudolf menjadi tawanan tentara inggris. Mereka memutuskan berpisah pada tahun 1948 dan Adolf Dassler mendirikan Adidas dan Rudolf Dssler mendirikan PUMA. Kedua perusahaan tersebut sama-sama masih berbasis di Herzogenaurach, Jerman.
Kematian mendadak Horst Dassler di tahun 1987, dua tahun sepeninggal ibunya, Käthe, menjadi saat-saat yang sulit bagi Adidas. Setelah keluarga Dassler tidak lagi menangani perusahaan, kepemimpinan sempat berganti-ganti dan terdapat keputusan strategis yang kurang matang sehingga menyebabkan kerugian besar dalam sejarah di tahun 1992.
Pada ujung kebangkrutan CEO Robert Louis-Dreyfus bersama dengan koleganya Christian Tourres, sangat memahami bahwa Adidas hanya perlu arahan baru. Dia mengubah fokus perusahaan yang dulunya berfokus pada penjualan menjadi berfokus pada pemasaran dan mengembalikan perkembangan pesat dalam sejarah Adidas. Pada tahun 1995 Adidas berubah menjadi perusahaan publik.
Perjalanan Brand
Pada tanggal 18 Agustus 1949, Adi Dassler memulai kembali semua saat dia berusia 49 tahun, mendaftarkan “Adi Dassler Adidas Sportschuhfabrik” dan bekerja bersama 47 pegawai di kota kecil bernama Herzogenaurach. Pada hari yang sama, dia mendaftarkan sepatu sekaligus menyertakan motif Adidas 3-Stripes. Desain 3-Stripes ini yang kemudian menjadi identitas Adidas hingga saat ini.
Walaupun nama Adidas adalah singkatan dari nama pendiri dolf “Adi” Dassler namun sebagian pihak berpendapat bahwa sebetulnya Adidas adalah sebuah singkatan dari “All day I dream about sports” (Tiap hari aku bermimpi tentang olahraga). Hal ini mengingat bila tiap huruf pertama dari kata yang terkandung dalam kalimat akan membentuk kata Adidas yang juga mendukung semangat olahraga.
Sejak awal, Adidas mengembangkan ciri khas yang ikonik dan mudah dikenali. Pada tahun 1952, merek ini memperkenalkan logo tiga garis sejajar yang telah menjadi ciri khas merek Adidas. Logo tiga garis ini tidak hanya berfungsi sebagai elemen desain yang estetis, tetapi juga menjadi lambang identitas brand yang kuat dan mudah diingat.
Sejak tahun 1949 grup Adidas telah menjadi bagian dari dunia olahraga di segala bidangnya dengan menawarkan sepatu, pakaian serta beragam aksesori pelengkap olahraga yang bernilai seni pada setiap produknya. Sekarang, grup Adidas telah mengglobalisasi dan menguasai di bidang industri produk olahraga dan menawarkan portfolio yang begitu luas dari segi produk di seluruh dunia.
Pada tahun 1954, Adidas menciptakan sepatu sepak bola berbobot ringan dengan kancing studs yang bisa diganti. Sepatu tersebut dipakai oleh tim sepak bola Jerman Barat dalam Piala Dunia FIFA 1954, dan sejak itu, Adidas menjadi salah satu merek sepak bola paling populer di dunia.
Pada tahun 1972, seluruh perhatian dunia tertuju pada Jerman Saat pembukaan Olimpiade di Munchen. Tepat dalam perhelatan akbar tersebut, Adidas memperkenalkan logo baru yang kini menjadi salah satu ikon untuk brand sepatu jerman ini yaitu Trefoil yang kemudian menjadi simbol produk-produk performa olahraga. Kini, koleksi produk Adidas Originals mewakili lifestyle dan streetwear.
Sejak tahun 1980-an, Adidas sudah mulai melakukan kolaborasi dengan selebriti, atlet, dan desainer terkenal untuk merilis koleksi khusus dan menciptakan produk yang unik. Kolaborasi dengan atlet seperti Lionel Messi dan desainer seperti Stella McCartney dan Kanye West telah membantu merek ini terus tampil di garis depan tren mode dan gaya hidup.
Adidas dan Run-D.M.C. “My Adidas”
Adidas menghadapi krisis citra dan penurunan penjualan pada saat itu, terutama di Amerika Serikat. Namun, Run-D.M.C. memiliki popularitas yang meningkat dan pengaruh yang kuat di kalangan penggemar hip-hop dan masyarakat perkotaan. Melalui kolaborasi dengan grup ini, Adidas berharap dapat menyasar pasar Amerika Serikat dan mendapatkan kembali popularitas mereka.
Run-D.M.C. adalah grup musik hip-hop legendaris yang memainkan peran penting dalam membawa musik hip-hop ke panggung internasional pada tahun 1980-an.
Kerjasama Run-D.M.C. dengan Adidas dimulai ketika anggota grup, Joseph “Run” Simmons, dan Darryl “D.M.C.” McDaniels, terkena hukuman atas tuduhan berhubungan dengan penjualan dan pemakaian narkoba. Pada saat itu, grup ini hampir bubar karena terlibat dalam kasus hukum tersebut. Namun, pada saat yang sama, mereka sedang mempersiapkan tur Eropa dan ditawari oleh Adidas untuk menjadi duta mereka.
Namun, yang menarik adalah bahwa kerjasama ini tidak melibatkan uang atau persyaratan kontrak yang rumit. Run-D.M.C. hanya diminta untuk menandatangani satu-satunya kesepakatan di industri olahraga pada saat itu – mereka diminta untuk membuat lagu tentang Adidas. Run-D.M.C pun membuat lagu yang berjudul My Adidas pada album ketiga mereka Raising Hell. Lagu ini bercerita tentang kerja keras seseorang di lingkungan bermasalah dan antusiasme sejati dan rasa bangga terhadap sepatu yang mereka kenakan.
“My Adidas” menjadi lagu yang sangat populer dan ikonik, membantu memperkuat citra positif merek Adidas di kalangan masyarakat perkotaan dan penggemar hip-hop. Setelah dirilis, Run-D.M.C. juga mulai mengenakan sepatu Adidas mereka di atas panggung, termasuk ketika mereka tampil di panggung Grammy Awards tahun 1987, di mana mereka tampil dengan gaya yang santai dan mengenakan kaus dan celana pendek Adidas.
lagu “My Adidas” tidak hanya membantu merevitalisasi merek Adidas di Amerika Serikat, tetapi juga menjadi titik balik bagi industri musik dan hubungannya dengan merek pakaian olahraga. Sejak saat itu, banyak artis musik dan merek pakaian olahraga lainnya mulai melakukan kolaborasi untuk menciptakan produk unik dan menarik bagi penggemar musik dan konsumen biasa.
Kesimpulan
Adidas dan musik hip-hop telah memiliki asosiasi yang kuat selama beberapa dekade. Sepatu basket Adidas Superstar, awalnya dirancang untuk performa, menjadi populer di kalangan komunitas hip-hop New York City pada 1970-an. Sampai saat ini, Adidas masih identik dengan musik hip-hop, terus berkolaborasi dengan musisi ternama dan meluncurkan produk edisi khusus bertema budaya hip-hop.
Sejarah Adidas: Pelopor Kerjasama Dengan Pelaku Musik HipHop